Kijang (atau Rusa Kijang, nama ilmiah Muntiacus) adalah mamalia herbivora yang termasuk dalam keluarga rusa. Mereka dikenal karena ukuran tubuhnya yang kecil, penampilan yang anggun, dan kemampuan beradaptasi yang baik di berbagai habitat, terutama di hutan tropis dan subtropis.
Kijang memiliki tubuh yang ramping dan kaki yang panjang, dengan tinggi rata-rata sekitar 60 hingga 100 cm di bahu. Salah satu ciri khas dari kijang adalah tanduknya, yang biasanya dimiliki oleh pejantan. Tanduk kijang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan rusa besar lainnya, dan bisa mencapai panjang sekitar 20 hingga 30 cm.
Bulu kijang biasanya berwarna coklat kemerahan dengan bercak putih di bagian tubuh tertentu, yang berfungsi sebagai kamuflase untuk melindungi mereka dari predator di lingkungan hutan.
Kijang dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk hutan tropis, semak-semak, dan padang rumput. Mereka tersebar luas di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan beberapa bagian di India. Kijang lebih suka tinggal di daerah yang memiliki banyak vegetasi untuk memberikan perlindungan dan makanan.
Sebagai herbivora, kijang mengonsumsi berbagai jenis daun, rumput, buah-buahan, dan tunas. Mereka adalah pemakan selektif dan lebih aktif mencari makanan pada pagi dan sore hari. Kijang juga memiliki kebiasaan mengunyah makanan dengan lambat, memungkinkan mereka untuk mencerna bahan yang berserat dengan baik.
Kijang cenderung bersifat soliter atau hidup dalam kelompok kecil. Pada umumnya, pejantan lebih suka hidup sendiri, sementara betina dan anak-anak biasanya membentuk kelompok kecil. Kijang dikenal sangat waspada dan memiliki indra penciuman yang tajam, yang membantu mereka mendeteksi predator.
Mereka juga memiliki kebiasaan untuk membuat suara, seperti mendengus, terutama saat merasa terancam atau dalam keadaan bahaya.
Masa kehamilan kijang berlangsung sekitar 7 bulan, dan betina biasanya melahirkan satu anak. Anak kijang, yang disebut fawn, dilahirkan dengan berat sekitar 1-2 kg dan memiliki bulu bercak putih sebagai bentuk kamuflase. Fawn akan tinggal bersama induknya dan mendapatkan perawatan hingga mereka dapat mandiri.
Kijang menghadapi berbagai ancaman, termasuk perburuan, hilangnya habitat, dan penyakit. Kehilangan habitat akibat pembukaan lahan untuk pertanian dan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu penyebab penurunan populasi kijang di alam liar.
Upaya konservasi yang dilakukan mencakup pembentukan cagar alam dan taman nasional untuk melindungi habitat kijang, serta program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian spesies ini.
Kijang adalah simbol keanggunan dan keindahan hutan tropis. Sebagai bagian penting dari ekosistem, mereka membantu menjaga keseimbangan lingkungan dan mendukung keanekaragaman hayati. Dengan memahami dan melindungi kijang, kita dapat berkontribusi pada kelestarian spesies ini dan habitatnya, serta memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kehadiran hewan yang menawan ini.